Afrizal Malna meteran 2/3 jakarta jakarta telah pergi dengan sebuah becak pagi itu. jadi nama sebuah hari dalam seminggu. hari itu. tahun 1957 dalam bilangan 2/3. sebuah hari. sesuatu hari. seorang hari. melihat seorang pagi berjalan, datang, dengan sisa mimpi dari kipas angin bekas. melangkah dari atas dan bawah. menyebar sebelum ke kiri. mengetuk pintu sebelum pemadam kebakaran memadamkan kata api. punggung siapa terlihat dari belakang? kota itu, jakarta, membawaku ke mana- mana di tempat yang sama. kadang seperti sungai. kadang seperti banjir. kerumunan angka yang terus berubah dalam batasnya. kail mengenakan sungai sebagai topengnya, antara makanan dan kematian: riak dan mulut ikan mujair menghirup oksigen, lipatan air dan suara setelah kail menyeret mulutnya. sebuah kampung dengan gang- gang sempit, menawarkan belok dan buntu dalam jual-beli impian. seseorang dengan suara dalam bau kretek, berusaha menjemur bayangan ibunya. ”ceritakan pada seseorang yang suda...
29 Juli 2017 Hasan Aspahani Aku, Lidahku, dan Kamus Besarku Kamusku Sudah Besar WAH, kamusku sudah besar sekarang, berat sekali Aku malu, tak bisa menjunjungnya tinggi-tinggi… Aku Tersesat di Kamus Besarku MULUTKU tak cukup besar untuk menelan seluruh kamus besarku Para penyusun kamus besarku tidak selapar lidahku yang liar Aku makan kata-kata yang mentah, yang busuk, yang mati, yang pernah hilang, yang tak disukai, dan yang tak baik dan tak benar. Kamus besarku disiapkan oleh para juru masak yang pintar Mereka berdiam di ruang yang sejuk, dan berdebat dengan baik dan benar, dengan bahasa buku baku di lidah yang penuh gelar. Kamus besarku semakin lama semakin besar, mulutku semakin bego Aku tak pernah diajari untuk mengunyah kata dengan baik dan benar Lidahku lidah ular, yang fasih mendesis dan mengendus, tapi tak dilatih untuk mengucapkan kata-kata serapan, dari bahasa asing, bahasa yang hidup di kepalaku, di jalan-jalan kotaku, di televisiku, di ma...