Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Arif Rizki

Afrizal Malna: meteran 2/3 jakarta

Afrizal Malna meteran 2/3 jakarta jakarta telah pergi dengan sebuah becak pagi itu. jadi nama sebuah hari dalam seminggu. hari itu. tahun 1957 dalam bilangan 2/3. sebuah hari. sesuatu hari. seorang hari. melihat seorang pagi berjalan, datang, dengan sisa mimpi dari kipas angin bekas. melangkah dari atas dan bawah. menyebar sebelum ke kiri. mengetuk pintu sebelum pemadam kebakaran memadamkan kata api. punggung siapa terlihat dari belakang? kota itu, jakarta, membawaku ke mana- mana di tempat yang sama. kadang seperti sungai. kadang seperti banjir. kerumunan angka yang terus berubah dalam batasnya. kail mengenakan sungai sebagai topengnya, antara makanan dan kematian: riak dan mulut ikan mujair menghirup oksigen, lipatan air dan suara setelah kail menyeret mulutnya. sebuah kampung dengan gang- gang sempit, menawarkan belok dan buntu dalam jual-beli impian. seseorang dengan suara dalam bau kretek, berusaha menjemur bayangan ibunya. ”ceritakan pada seseorang yang suda

Sonetarium oleh Arif Rizki

5 Agustus 2017 Arif Rizki Sonetarium Tak perlu tunggu aku di kalimat terakhir sajak ini. Aku tak berada di sana, dan tak ada di mana-mana. Aku telah mengakhiri diri sendiri jauh sebelum kata pertama. Sajak ini adalah balon yang lepas ke udara dari genggaman tangan kanak-kanak yang ditinggalkan ibunya. Jangan menangis dan tertawa bersama sajakku. Aku tak berada di sana dan kau sendirian belaka. Aku telah meninggalkan seseorang sebelum tunai mengantarnya. Sajak ini adalah tiket yang dirobek dua demi sebuah tujuan yang tak pernah direncanakan. Sementara pulang dan kembali tak pernah sepadan. Jangan tunggu aku di kalimat terakhir sajak ini. Aku tak bersembunyi di balik tanda baca. Mengertilah sebelum sampai tanda tanya, dan berhentilah sebelum tiba pada koma, karena aku tak berada di sana. Aku tak berada di sana. f/1.8 Aku tangkap kau dengan mata terbuka! Di hadapanmu, pupilku sempit dan lebar seketika. Sebagai sebuah kenangan, kau akan menjelma.